Kata-Kata Yang Kita Pakai Sehari-Hari Ini, Wajib Kita Ketahui Tolong-Menolong Rasis!
Sobat niscaya sudah ga absurd lagi dengan gosip yang satu ini. Sedikit banyak, kalian juga niscaya pernah mendengar sejarah perihal penindasan kaum imigran kulit gelap oleh kulit putih di Amerika. Kamu juga niscaya pernah membaca perihal Apartheid, sistem yang gres dihapuskan dari pemerintahan Afrika Selatan di tahun 1990.
Tapi tahu nggak sih kalo gotong royong istilah “rasis” itu bukan hanya digunakan untuk menjelaskan diskriminisasi yang dilakukan kaum kulit putih terhadap kulit hitam? Menurut Oxford English Dictionary, definisi rasisme merujuk pada pemahaman yang menganggap bahwa ras atau suku tertentu lebih superior atas ras atau suku yang lainnya. Dengan kata lain, semua tindakan atau pemikiran yang sifatnya melecehkan ras, etnis, atau suku lain sanggup digolongkan sebagai tindakan rasis.
Nah, kalo udah gini kamu yakin ga pernah melaksanakan rasis secara gasadar dalam kehidupanmu sehari-hari? Yuk coba simak artikel ini dulu…
1. Saat Sarapan: “Sarapan Roti Dong Mah, Biar Keren Kayak Bule.”
![]() |
Sarapan Roti ala Orang Barat |
Bule adalah kata slang yang umum digunakan di Indonesia untuk menyebut orang absurd atau keturunan kulit putih yang ada di Indonesia. Sebagian masyarakat kita mungkin sudah terbiasa memakai istilah bule tanpa maksud menyakiti. Tapi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘bule’ itu berakar pada “bulai” yang berarti albino. Itu sebabnya beberapa orang absurd atau ekspatriat yang belum usang tinggal di Indonesia kadang tersinggung perasaannya jawaban istilah ini. Makara hati-hati, ya..
Selain itu, menganggap bahwa makanan “bule” lebih keren daripada makanan orisinil Indonesia ialah cerminan sikap rasis terhadap bangsa kita sendiri. Kata siapa makanan orang Indonesia kalah keren dibandingkan makanan orang Barat? Jangan terserang inferiority complex gitu dong, ah…
2. “Mama Pelit Ih, Kaya Orang Cina!”
Baca Juga
Lampion Khas Tionghoa |
Mungkin kita sudah biasa dengan istilah ini semenjak kecil. Gaya hidup ekonomis sering kali dikorelasikan dengan keturunan Tionghoa di Indonesia, yang umum berprofesi sebagai pedagang. Padahal, korelasi keturunan Tionghoa dengan sifat prihatin atau pelit tidak sanggup dibuktikan secara ilmiah lho. Pun, aliran Kong Hu Chu yang begitu memengaruhi kehidupan mereka tidak mengajarkan sikap pelit.
Kenyataannya tidak semua keturunan Cina itu prihatin. Banyak juga yang suka hidup glamor dan dermawan. Tergantung individu masing-masing. Jadi, sebaiknya kau berpikir dulu deh kalo mau mengucapkan kalimat rasis ini.
3. “Pantes Aja Lo Lelet. Orang Jawa, Sih.”
![]() |
Orang Jawa |
4. “Keras Banget Sih Lo. Emang Dasar Batak.”
![]() |
Orang Batak |
5. Memanggil Orang Berkulit Hitam Dengan Sebutan ‘Negro’
![]() |
Orang Kulit Hitam |
Aduh, ini sikap yang nggak banget! Sayangnya banyak dari kita yang ga tahu bahwa kata ‘negr*’, ‘nigg*r’, atau “the N-word” adalah kata luar biasa kasar di tempat asalnya di Amerika sana. Jika seorang seleb atau politikus kelepasan mengucapkan kata ini di depan publik, karir mereka sanggup hancur.
Istilah ini awalnya digunakan untuk merujuk pada keturunan kulit gelap yang berasal dari Afrika. Istilah ini menjadi “haram” lantaran erat kaitannya dengan sejarah perbudakan kulit gelap di Amerika. Ini ialah masa dimana orang kulit gelap sanggup digantung di pohon dan dijadikan makanan ke anjing buas hidup-hidup hanya lantaran warna kulit mereka. Dengan mengucapkan kata ini, kamu seolah mendukung perlakuan kejam yang pernah dialami ras kulit gelap di Amerika ratusan tahun lamanya.
Jadi, jangan pernah lagi mengucapkan kata ini, ya. Ganti saja dengan ‘orang kulit hitam’ atau ‘kaum Afrika-Amerika’.
6. Di Daerah Tertentu, Mahasiswa Dari Indonesia Timur Mendapat Perlakuan Yang Berbeda Hanya Karena Daerah Asal Mereka.
![]() |
Jayapura |
Jika kau pendatang yang berasal dari propinsi di sebelah timur Indonesia — ibarat Papua atau Maluku – mungkin kau pernah merasa agak kesulitan berbaur dengan lingkungan sekitarmu. Meski kau tidak berniat melakukan apa-apa, orang di sekitarmu kadang melihatmu dengan pandangan yang lebih waspada.
7. “Kamu Pasti Orang Sunda, Cantik Soalnya!”
![]() |
Bobotoh Persib Bandung |
8. “Kamu Mau Memperbaiki Keturunan, Ya?”
Kalimat ini biasanya diucapkan pada orang Indonesia yang punya pacar atau calon suami dari negeri Barat. Kita ringan aja menyampaikan hal ini, seperti ada hal yang memang perlu diperbaiki dari suku kita atau ras Asia.
A : “Widiiiih…pacarnya bule…bagus dong, lo bisa memperbaiki keturunan.”B : “Enak aja. Emang gue segitu jeleknya?A: *diam*
9. “Kamu orang Banten? Yang suka nyantet itu ya?”
![]() |
Santet |
Woy! santet itu bukan cuma orang Banten kali yang punya. Daerah lain ibarat Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali pun punya tradisi magis yang kurang lebih sama kuatnya.
Jika ingin mengidentifikasi orang menurut tempat mereka berasal, sebaiknya kau menyebut hal-hal positif dari kawasan tersebut — bukan sisi negatifnya. Salah-salah kau malah sanggup menyinggung perasaan orang tersebut lho.
10. “Dia Keturunan Arab Gitu… Muka Kayak Teroris.”
![]() |
Pria Arab |
Pertama, ga semua orang Arab itu Muslim. Ada yang Kristen, ada yang tidak punya agama, ada yang Baha’i.
Kedua, orang Muslim itu tidak identik dengan kekerasan dan terorisme! Citra negatif ini adalah hal yang tidak bijak dan sangat mengganggu. Kita ga boleh menggeneralisasikan sebuah agama dengan suatu sifat yang spesifik, apapun agama itu.
Ketiga, sebagian besar dari mereka yang terbukti melaksanakan tindakan teror di Indonesia ialah orang dengan ras Melayu. Misalnya saja Amrozi, Imam Samudra, dan Dulmatin. Mereka bukan orang Arab.
Hal-hal diatas cuma beberapa pola sikap rasis yang secara tidak sadar sering kita ucapkan atau lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Fakta bahwa kita tinggal di Indonesia yang bhinneka memberi banyak peluang buat kita melaksanakan hal-hal kecil yang sanggup menyinggung suku atau ras lain di sekitar kita.
Karena itu, kita harus lebih peka dan berhati-hati dalam berucap dan bertindak. Jangan hingga kita menyakiti mereka yang ada di dekat kita, ya. :)